Sunday, 16 April 2017

Pengertian Ilmu Akhlak, Ruang Lingkup Ilmu Akhlak dan Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak



1.     Pengertian Ilmu Akhlak
Kita bisa mendefinisikan ilmu akhlak dengan menggunakan dua pendekatan. Yaitu pendekatan etimologis atau secara kebahasaan, dan pendekatan terminologis atau secara istilah.
Jamil Shaliba dalam bukunya yang berjudul al-Mu’jam al-Falsafi, mengatakan bahwa secara etimologis atau secara bahasa, akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu akhlaqa, yang memiliki arti al-sajiyah (perangai), ath-thabi’ah (kelakuan, tabi’at, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru’ah (peradaban yang baik), dan ad-din (agama).
Sedangkan secara terminologis atau secara istilah, para ahli memiliki perbedaan pendapat dalam mendefinisikan ilmu akhlak. Akan tetapi perbedaan tersebut jika diamati lebih dalam akan saling melengkapi pendapat yang lainnya. Berikut adalah penjelasan para ahli mengenai definisi ilmu akhlak.
Ibn Miskawaih yang dikenal sebagai pakar ilmu akhlak dalam bukunya yang berjudul Tahzib al-Akhlaq wa Tathhir al-A’raq, menyebutkan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sedangkan sang Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dalam bukunya yang paling populer, Ihya’ Ulum al-Din menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Ibrahim Anis dalam Mu’jam al-Wasith mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
Setelah kita mengetahui definisi dari akhlak, selanjutnya kita akan membahas pengertian dari ilmu akhlak. Yang dimaksud dengan ilmu akhlak adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari, yang mendorong untuk melakukan suatu perbuatan, baik perbuatan baik ataupun buruk yang tidak ada rekayasa didalamnya.
2.     Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Akhlak
Dari definisi ilmu akhlak diatas, kita dapat mengetahui bahwa ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak yaitu membahas tentang perbuatan manusia, kemudian menetapkan apakah perbuatan tersebut termasuk perbuatan baik atau perbuatan buruk. Ahmad Amin dalam bukunya yang berjudul Kitab al-Akhaq  mengatakan bahwa objek ilmu akhlak adalah membahas perbuatan manusia yang selanjutnya perbuatan tersebut ditentukan baik atau buruk. Sedangkan Imam al-Ghazali dalam kitabnya Khuluq al-Muslimin mengatakan bahwa kawasan pembahasan ilmu akhlak adalah seluruh aspek kehidupan manusia, baik sebagai seorang individu maupun sebagai sebuah kelompok.
Abuddin Nata dalam bukunya yang berjudul Akhlak Tasawuf menyebutkan bahwa yang dijadikan objek kajian ilmu akhlak adalah perbuatan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu berbuatan yang dilakukan atas kehendak dan kemauan sebenarnya, mendarah daging dan telah dilakukan secara kontinyu atau terus-menerus sehingga mentradisi dalam kehidupannya. Perbuatan yang tidak memiliki ciri-ciri tersebut tidak dapat disebut sebagai perbuatan yang dijadikan garapan ilmu akhlak.
Dari beberapa pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa yang termasuk ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak adalah segala tingkah laku manusia yang tidak ada rekayasa dalam melakukannya, dan dilakukan atas kemauan sendiri, tidak ada unsur paksaan dalam melakukannya. Sedangkan perbuatan yang alami juga tidak dapat dimasukkan kedalam ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak karena hal itu merupakan sudah sewajarnya dilakukan oleh setiap manusia. Contohnya adalah ketika seseorang merasa lapar, maka ia akan makan. Hal seperti ini memang sudah sewajarnya dilakukan oleh setiap manusia oleh karena itu hal ini disebut sebagai perbuatan yang alami, dan tidak dapat digolongkan sebagai ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak.
3.     Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak
Mempelajari suatu ilmu, tentunya kita harus mengetahui apa manfaat dari mempelajari ilmu tersebut. Tujuannya adalah supaya kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berkenaan dengan hal ini, berikut penjelasan dari manfaat mempeajari ilmu akhlak menurut para ahli.
Yang pertama yaitu menurut Ahmad Amin, tujuan mempelajari ilmu akhlak dan permasalahannya menyebabkan kita dapat menetapkan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang baik, dan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang buruk.
Yang kedua yaitu Mustafa Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu ialah untuk membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci, bersih bagaikan cermin yang dapat menerima Nur cahaya Allah.
Yang ketiga Abuddin Nata menyebutkan bahwa ilmu akhlak bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk. Terhadap perbuatan yang baik ia berusaha melakukannya, dan terhadap perbuatan yang buruk ia berusaha untuk menghindarinya.
Jadi, dari beberapa pendapat diatas kita dapat menyimpulkan bahwa manfaat dari mempelajari ilmu akhlak adalah untuk mengetahuai perbuatan yang baik dan yang buruk, kemudian supaya kita dapat mengamalkan perbuatan yang baik tersebut dan juga menjauhi perbuatan yang buruk, supaya kita dapat lebih dekat dengan Allah.
Demikian artikel kita hari ini, semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Dan agar wawasan kita bertambah luas, perbanyaklah membaca buku dan selalu amati lingkungan sosial kita. Jadikanlah pengalaman sebagai bekal menuju kebaikan di masa depan.

No comments:

Post a Comment