Seperti yang kita ketahui bahwa ilmu akhak merupakan ilmu
yang membahas tentang perbuatan manusia, baik itu perbuatan yang baik maupun
perbuatan yang buruk. Karena mengkaji tentang perbuatan manusia, ilmu akhlak memiliki
hubungan dengan ilmu-ilmu yang lain diantaranya adalah dengan ilmu tasawuf,
ilmu tauhid, ilmu jiwa, ilmu pendidikan dan juga ilmu filsafat. Berikut
penjelasan mengenai hubungan ilmu akhlak dengan ilmu-ilmu tersebut.
1.
Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf
Abuddin Nata dalam
bukunya yang berjudul Akhlak Tasawuf mengatakan bahwa bertasawuf pada
hakikatnya merupakan melakukan serangkaian kegiatan ibadah seperti shalat,
puasa, haji, dzikir dan lain sebagainya yang tujuannya adalah untuk mensucikan
diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang
terpuji dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Dengan demikian, untuk
mencapai tujuan dari tasawuf tersebut, manusia harus terlebih dahulu memiliki
akhlak yang baik.
Segala bentuk ibadah
yang dilakukan oleh para ahli tasawuf tersebut ternyata memiliki hubungan yang
erat dengan akhlak. Sependapat dengan hal ini, Harun Nasution dalam bukunya
yang berjudul Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran, mengatakan bahwa
ibadah dalam islam memiliki hubungan yang sangat erat dengan pendidikan akhlak.
Ibadah dalam al-Quran dikaitkan dengan taqwa, dan taqwa berarti melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Tegasnya orang bertaqwa adalah
orang yang berakhlak mulia.
Oleh karena itu,
kita dapat menyimpulkan bahwa hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf adalah
ilmu yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan cara menjauhi
segala larangan-Nya dan mematuhi segala bentuk perintah-Nya. Untuk mendekatkan
diri kepada Allah, tentu saja kita harus memiliki akhlak yang baik.
2.
Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid
Harun Nasution
menyebutkan bahwa ilmu Tauhid diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang
cara-cara meng-Esakan Allah, sebagai suatu sifat yang terpenting diantara sifat
Allah yang lainnya. Pada intinya ilmu tauhid adalah ilmu yang bertujuan untuk
memahami dan meyakini adanya Allah dengan segala sifat dan perbuatan-Nya.
Abuddin Nata dalam
bukunya yang berjudul Akhlak Tasawuf mengatakan bahwa hubungan ilmu
akhlak dengan ilmu tasawuf adalah ilmu tauhid akan mengarahkan perbuatan
manusia menjadi ikhlas, dan keikhlasan ini merupakan salah satu akhlak yang
mulia. Ilmu tauhid hadir sebagai pemberi landasan bagi ilmu akhlak, sedangkan
ilmu akhlak adalah penjabaran dan pengalaman bagi ilmu tauhid. Tauhid tanpa
akhlak yang baik tidak akan ada artinya, dan sebaliknya akhlak tanpa tauhid
tidak akan menjadi kokoh. Selain itu, ilmu tauhid memberikan arahan terhadap
ilmu akhlak, dan akhlak memberi isi terhadap arahan tersebut.
3.
Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa
Dalam diri manusia
terdapat potensi rohaniah yang cenderung kpada kebaikan dan keburukan. Potensi
rohaniah tersebut secara rinci akan dibahas dalam kajian ilmu jiwa. Oleh karena
itu, untuk mengembangkan ilmu akhlak, kita dapat memanfaatkan informasi yang
berasal dari ilmu jiwa tersebut.
Selain itu dalam
ilmu jiwa juga terdapat informasi tentang perbedaan psikologis yang dialami
seseorang pada setiap jenjang usianya. Perbedaan psikologis tersebut memerlukan
metode yang berbeda dalam proses pendidikan akhlaknya. Dengan demikian, ilmu
jiwa dapat memberi masukan dalam rangka merumuskan metode pembeajaran dan
pembinaan ilmu akhlak.
4.
Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan
Tujuan pendidikan
dalam islam sangat erat kaitannya dengan penyempurnaan akhlak manusia. Tujuan
tersebut dengan jelas menggambarkan bahwa ilmu pendidikan dan ilmu akhlak
memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya. Pendidikan merupakan sarana dalam
pembentukan peserta didik sebagai seseorang yang berakhlak mulia.
5.
Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat
Seperti yang kita ketahui bahwa filsafat
merupakan suatu upaya berpikir mendalam, radikal, sampai keakar-akarnya,
universal dan sistematik dalam rangka menemukan inti atau hakikat mengenai
segala sesuatu. Diantara pemikiran filsafat yang erat kaitannya dengan ilmu
akhlak adalah pemikiran tentang manusia. Ibn Sina mengatakan bahwa jiwa manusia
merupakan satu unit yang tersendiri dan mempunyai wujud terlepas dari badan.
Pemikiran filsafat
tentang jiwa manusia yang dikemukakan oleh Ibn Sina tersebut menunjukkan bahwa
dalam pemikiran filsafat terdapat sumber yang dapat dikembangkan menjadi konsep
ilmu akhlak. Kemudian Ibn Khaldun juga mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk
yang berpikir. Lewat kemampuan berpikirnya tersebut, manusia membuat
proses-proses yang akhirnya menciptakan sebuah peradaban. Dari pemikiran Ibn
Khaldun tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan makhluk yang
berbudaya dan selalu berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Artinya manusia
memerlukan bimbingan dalam interaksinya tersebut dan bimbingan tersebut akan
menghasilkan akhlak yang baik dalam diri manusia yang akan sangat berguna dalam
interaksinya.
Dalam ilmu filsafat
dibahas pula tentang Tuhan, alam dan makhluk lainnya. Pembahasan tersebut akan
menghasilkan pengetahuan serta perumusan cara dalam berhubungan dengan Tuhan,
alam dan juga makhluk lainnya. Pada akhirnya hal itu akan mewujudkan pembentukan
akhlak manusia, baik akhlak kepada
Tuhannya, kepada sesamanya maupun kepada alam di sekitarnya.
Demikian adalah
penjelasan mengenai hubungan ilmu akhlak dengan ilmu lainnya. Dengan mengetahui
hubungan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa untuk memperdalam ilmu akhlak,
maka kita juga harus mengkaji ilmu lain yang memiliki hubungan dengan ilmu
akhlak tersebut.
Graco Casino - Mapyro
ReplyDeleteLocated 논산 출장안마 in Las Vegas, 안양 출장샵 Graco Casino offers 군산 출장마사지 its guests a full-service 남원 출장안마 spa, a casino, 순천 출장샵 and a nightclub. Enjoy all the fun of Vegas.